ADA KODE ETIK DI PROSTITUSI BATURADEN
Mila (24) bukan nama sebenarnya, masih duduk di atas sofa yang berada di teras ruangan serba guna Gang Sadar, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Tangannya menggenggam kotak kardus yang biasa digunakan untuk wadah makanan ringan. Kali itu, ia datang untuk menghadiri pertemuan bulanan yang kerap diadakan setiap tanggal 20, bersama penghuni Gang Sadar lainnya.
Perempuan asal Semarang ini, terlihat bingung saat menengok sesekali ke dalam ruangan berkapasitas sekitar 200 orang. Mila mengaku masih mencari tempat duduk yang kosong dalam ruang aula serbaguna tersebut.
"Tempat duduknya kayanya sudah penuh," ujar pemilik rambut lurus yang menjadi penghuni Gang Sadar sejak tiga tahun silam.
Pertemuan bulan ini menjadi istimewa bagi beberapa penghuni Gang Sadar yang kembali dari masa libur lebaran. Sebab, seminggu sebelum puasa hingga lebaran tempat yang menjadi lokalisasi bisnis esek-esek di Banyumas itu ditutup untuk menghormati bulan suci Ramadan.
"Setiap seminggu sebelum puasa, kami memang biasa menutup Gang Sadar. Penghuninya, biasanya kembali ke kampung halaman. Setelah lebaran, tempat ini baru kami buka kembali," ujar Presiden Paguyuban Penghuni Gang Sadar, Amir Ma'ruf.
Amir mengatakan, pertemuan setelah libur lebaran kali ini bisa dikatakan sebagai halal bi halal antara pekerja seks komersial (PSK) yang berada di Gang Sadar dengan pengurus paguyuban. Selain itu juga untuk menyambut para pelanggan yang akan berkunjung.
"Ya bisa dikatakan memang seperti halal bi halal, karena masih dalam suasana Idul Fitri," jelas Amir singkat.
Dalam pertemuan kali ini, tercatat ada 70-an lebih penghuni yang hadir. Sisanya, menurut Amir, masih ada yang berlibur dan juga ada yang menerima tamu. "Tercatat ada tujuh yang menerima tamu dan selebihnya masih di kampung," jelasnya.
Jumlah itu, lanjut Amir, masih jauh dari perkiraan total penghuni yang ada. Ia menyebut, saat kembali libur lebaran bisa mencapai angka 130 penghuni yang kembali bekerja di Gang Sadar. "Bahkan kalau di data kami bisa mencapai 180 orang sesuai dengan jumlah kartu anggota yang dibuat," ujarnya.
Tidak ada tausiyah layaknya perayaan halal bi halal pada umumnya. Namun, mereka yang datang menghadiri pertemuan mendapat wejangan khusus sebelum melakukan pekerjaan yang digelutinya. "Biasanya dalam pertemuan kami membahas beberapa persoalan yang ada, selain itu juga ada penyuluhan kesehatan yang menunjang bagi pekerjaan mereka juga," jelas Amir.
Wejangan ini, menurut Amir, merupakan bagian penting untuk menjaga penghuninya, terutama para PSK, agar bisa menjalankan 'kode etik' yang diberlakukan bagi mereka.
"Kita berharap mbak-mbak bisa menaati aturan, terutama cara berpakaian agar lebih sopan. Soalnya kalau pakaiannya terbuka buat apa? kan di kamar juga dibuka lagi," kata Amir saat memberikan wejangan di hadapan penghuni yang disambut tawa riuh rendah.
Penerapan kode etik bagi penghuni, menurut Amir menjadi bagian penting dalam menjalankan pekerjaan agar tidak menimbulkan keresahan. "Kami memang menekankan agar warga binaan bisa menjunjung kode etik agar masyarakat tidak selalu memandang rendah para penghuni," jelasnya
Perempuan asal Semarang ini, terlihat bingung saat menengok sesekali ke dalam ruangan berkapasitas sekitar 200 orang. Mila mengaku masih mencari tempat duduk yang kosong dalam ruang aula serbaguna tersebut.
"Tempat duduknya kayanya sudah penuh," ujar pemilik rambut lurus yang menjadi penghuni Gang Sadar sejak tiga tahun silam.
Pertemuan bulan ini menjadi istimewa bagi beberapa penghuni Gang Sadar yang kembali dari masa libur lebaran. Sebab, seminggu sebelum puasa hingga lebaran tempat yang menjadi lokalisasi bisnis esek-esek di Banyumas itu ditutup untuk menghormati bulan suci Ramadan.
"Setiap seminggu sebelum puasa, kami memang biasa menutup Gang Sadar. Penghuninya, biasanya kembali ke kampung halaman. Setelah lebaran, tempat ini baru kami buka kembali," ujar Presiden Paguyuban Penghuni Gang Sadar, Amir Ma'ruf.
Amir mengatakan, pertemuan setelah libur lebaran kali ini bisa dikatakan sebagai halal bi halal antara pekerja seks komersial (PSK) yang berada di Gang Sadar dengan pengurus paguyuban. Selain itu juga untuk menyambut para pelanggan yang akan berkunjung.
"Ya bisa dikatakan memang seperti halal bi halal, karena masih dalam suasana Idul Fitri," jelas Amir singkat.
Dalam pertemuan kali ini, tercatat ada 70-an lebih penghuni yang hadir. Sisanya, menurut Amir, masih ada yang berlibur dan juga ada yang menerima tamu. "Tercatat ada tujuh yang menerima tamu dan selebihnya masih di kampung," jelasnya.
Jumlah itu, lanjut Amir, masih jauh dari perkiraan total penghuni yang ada. Ia menyebut, saat kembali libur lebaran bisa mencapai angka 130 penghuni yang kembali bekerja di Gang Sadar. "Bahkan kalau di data kami bisa mencapai 180 orang sesuai dengan jumlah kartu anggota yang dibuat," ujarnya.
Tidak ada tausiyah layaknya perayaan halal bi halal pada umumnya. Namun, mereka yang datang menghadiri pertemuan mendapat wejangan khusus sebelum melakukan pekerjaan yang digelutinya. "Biasanya dalam pertemuan kami membahas beberapa persoalan yang ada, selain itu juga ada penyuluhan kesehatan yang menunjang bagi pekerjaan mereka juga," jelas Amir.
Wejangan ini, menurut Amir, merupakan bagian penting untuk menjaga penghuninya, terutama para PSK, agar bisa menjalankan 'kode etik' yang diberlakukan bagi mereka.
"Kita berharap mbak-mbak bisa menaati aturan, terutama cara berpakaian agar lebih sopan. Soalnya kalau pakaiannya terbuka buat apa? kan di kamar juga dibuka lagi," kata Amir saat memberikan wejangan di hadapan penghuni yang disambut tawa riuh rendah.
Penerapan kode etik bagi penghuni, menurut Amir menjadi bagian penting dalam menjalankan pekerjaan agar tidak menimbulkan keresahan. "Kami memang menekankan agar warga binaan bisa menjunjung kode etik agar masyarakat tidak selalu memandang rendah para penghuni," jelasnya
Posting Komentar untuk "ADA KODE ETIK DI PROSTITUSI BATURADEN"